Tags:

Ekspansi ke Benua Eropa dan Amerika, RGE Banggakan Indonesia

By roni setiawan → Kamis, 05 April 2018
Harus diakui belum banyak pihak dari Indonesia yang mampu bersaing dalam bidang apa pun di level internasional. Namun, Royal Golden Eagle (RGE) merupakan pengecualian. Perusahaan yang berdiri dengan nama awal Raja Garuda Mas ini mampu menjadi kebanggaan negeri kita karena sanggup melakukan ekspansi hingga mancanegara.

Source: Inside RGE

RGE merupakan korporasi dengan aset senilai 18 miliar dollar Amerika Serikat. Didirikan oleh pengusaha Sukanto Tanoto pada 1973 dengan nama awal Raja Garuda Mas, kini mereka mampu membuka lapangan kerja untuk sekitar 60 ribu karyawan.
Royal Golden Eagle banyak bergerak dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam. Mereka mampu mengubah hasil bumi menjadi beragam produk bermanfaat dengan nilai manfaat tinggi. Bidang yang mereka geluti pun sangat kompleks. Lihat saja deretan anak perusahaan RGE. Mereka berkecimpung di berbagai jenis industri mulai dari kelapa sawit, kayu lapis, selulosa spesial, pengembangan energi,viscose staple fibre, hingga  pulp and paper.

Berkat semua itu, Royal Golden Eagle telah menjadi kebanggaaan Indonesia. Mereka menjadi satu dari segelintir perusahaan asal negeri kita yang mampu bersaing di kancah internasional.

Lihatlah rekam jejak RGE. Sukses di Indonesia, mereka tak puas hanya berdiam diri di dalam negeri. Daripada menjadi ikan besar di kolam kecil, Royal Golden Eagle rupanya ingin bersaing di “samudera luas”.

Itu ditunjukkan secara serius sejak 1997. Sukanto Tanoto memutuskan untuk memindahkan basis RGE ke Singapura. Hal ini ternyata bagian dari strategi besar Royal Golden Eagle. Dengan berada di Singapura, RGE lebih mudah bersaing di pentas internasional. “Bagaimana kita bisa memanfaatkan keunggulan kita, untuk bersaing, paling tidak di arena Asia,” tandas Sukanto Tanoto.

Hal itu akhirnya diwujudkan oleh RGE secara nyata dengan gencar melakukan ekspansi ke luar negeri. Asia mulanya menjadi bidikan grup yang dulu pernah bernama Raja Garuda Mas ini. Negeri tetangga seperti Malaysia dan Filipina ikut mereka masuki. Namun, mereka juga memutuskan untuk bersaing di Tiongkok.

Di Negeri Tirai Bambu, RGE memiliki anak perusahaan, Asia Symbol. Ini adalah sebuah perusahaan pulp and paper terkemuka di dunia yang berdiri sejak 2005. Lini usaha Royal Golden Eagle ini mampu memproduksi dua juta ton pulp, satu juta ton fine paper, serta 530 ribu paper board setiap tahun.

Selain Asia Symbol, RGE mempunyai lini usaha lain di Tiongkok yang bergerak dalam industri viscose staple fibre. Perusahaan tersebut bernama Sateri yang berambisi menjadi produsen viscose fibre terbesar di dunia pada 2025 nanti. Saat ini, Sateri memiliki kapasitas produksi 550 ribu ton per tahun. Namun, per 2025, mereka menargetkan hendak meningkatkan produksinya menjadi tiga juta ton per tahun.

Hal ini sejatinya sudah membuat Royal Golden Eagle pantas disebut sebagai korporasi skala internasional. Namun rupanya RGE belum puas. Mereka ingin lebih dari sekadar bersaing di pentas Asia. Benua lain pun mereka jajaki. Kali ini Royal Golden Eagle memutuskan untuk bersaing di Benua Eropa dan Amerika.

TERJUN KE PASAR EROPA


Source: Inside RGE

Royal Golden Eagle memiliki anak perusahaan yang bernama Apical. Mereka dikenal sebagai salah satu produsen crude palm oil dan processed palm oil terbesar. Namun, seiring waktu, Apical terus melebarkan sayapnya hingga ke mancanegara.
Tidak tanggung-tanggung, Apical mulai menerjuni bisnis bio diesel. Hal itu juga merupakan tanda bahwa RGE telah resmi menancapkan kukunya di Eropa. Semua diawali dengan akuisisi sebuah perusahaan produsen bio diesel asal Spanyol, Bio Oils, pada 5 Juli 2016 lalu.

Dengan pabrik di kawasan Huelva yang dinamai La Rabida, Bio Oils dikenal sebagai salah satu raksasa penghasil bio diesel besar di Eropa. Mereka mampu memproduksi 250 ribu ton bio diesel per tahun. Namun, Bio Oils sudah bertekad untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 450 ribu per tahun pada 2018 nanti.

Untuk mengakuisi Bio Oils, RGE mengeluarkan investasi hingga 49 juta dollar Amerika Serikat. Berkat itu, Royal Golden Eagle memegang 46,6 persen saham Bio Oils yang menjadikannya sebagai pemegang saham utama.

Bagi Royal Golden Eagle, akuisisi Bio Oils merupakan bagian dari langkah strategis untuk bersaing di Benua Eropa dalam pasar bio diesel. Mereka mengetahui bahwa permintaan bio diesel di kawasan Eropa khususnya area Eropa Selatan tengah tumbuh. Hal itu harus dimanfaatkan dengan maksimal menjadi ceruk pasar baru.

“Akuisisi strategis ini memberikan basis bagi kami untuk membangun pasar di Uni Eropa yang sangat menghargai keberlanjutan,” ujar Presiden Apical Group, Dato’ Yeo How.

Bergabungnya Bio Oils membuat Apical Groups meningkatkan kapasitas produksi hingga 60 persen. Kini, lini usaha RGE ini mampu menyuplai 680 ribu ton bio diesel per tahun untuk pasar global.

Semua itu semakin memperkuat reputasi RGE seabagai korporasi level internasional. Dari Indonesia, mereka tidak hanya bersaing di kawasan Asia belaka. Lebih dari itu, Royal Golden Eagle membuktikan diri bisa bersaing di Negara-Negara Dunia Pertama.

MERAMBAH KE BENUA AMERIKA


Source: Inside RGE

Basis di Eropa sudah dimiliki. Namun, bukan RGE jika sudah berpuas diri. Mereka tidak mau terjun ke pasar internasional dengan setengah-setengah. Maka, kawasan lain yang belum digarap juga diterjuni.

Kali ini Benua Amerika menjadi bidikan. Pada Oktober 2016, RGE melakukan proses privatisasi atas sebuah raksasa selulosa spesial yang berbasis di Brasil, Bracell. Investasi yang dikeluarkan oleh Royal Golden Eagle untuk menjadikan Bracell sebagai lini usahanya mencapai 1,1 miliar.

Namun, ini dirasa penting sebagai bagian dari langkah strategis RGE untuk bersaing di pasar global. Mereka melihat Bracell sebagai pemain besar dalam industri selulosa spesial. Hal itu tidak berlebihan. Tengoklah kapasitas produksi Bracell. Setiap tahun, mereka mampu menghasilkan 485,000 metric tons dissolving wood pulp.

Bracell mampu melakukan proses produksi sedemikian besar karena memiliki fasilitas pabrik modern di kawasan Bahia. Di sana mereka juga mengelola perkebunan terbarukan seluas 150 ribu hektare. Jumlah itu setara dengan 180 ribu kali lapangan sepak bola.

Tentu saja semuanya dikelola dengan semangat terbarukan. Jika tidak, mana mungkin Bracell meraih beragam penghargaan terkait dengan praktik berkelajutan. Salah satunya adalah Best Environmental Responsibility Company in 2015 dari Corporate Governance Asia.

Sementara itu, bagi Bracell, bergabung dengan Royal Golden Eagle merupakan era baru. Namun, mereka menyatakan tidak akan mengubah apa pun yang telah menjadi ciri positif perusahaan. Bahkan, mereka akan menambahnya dengan nilai-nilai dari RGE yang bermanfaat.

“Setelah menjadi perusahaan privat, strategi bisnis dan komitmen kami kepada konsumen kami dan partner bisnis tidak berubah sama sekali. Dengan perkebunan dan pabrik terintegrasi kami di Brasil, kami tetap fokus dalam memproduksi selulosa spesial berkualitas dan bernilai tambah tinggi untuk pelanggan kami,” ujar Chief Executive Officer Bracell, Tey Wei Lin.

Lengkap sudah. RGE kini sudah semakin memperkuat reputasi sebagai korporasi skala internasional. Sayap bisnis mereka yang sudah melebihi Asia hingga ke Eropa dan Amerika merupakan bukti yang tidak terbantahkan.

Post Tags:

tips media online net
Tips Media Online Net

Media online yang mengulas tentang berbagai tips dan cara kesehatan, keuangan, perawatan, fashion, dan lainnya. Semoga ulasan yang kami berikan dapat bermanfaat bagi Anda.

No Comment to " Ekspansi ke Benua Eropa dan Amerika, RGE Banggakan Indonesia "